FKUB
yang terjun dalam kegiatan gotong-royong ini terdiri dari unsur tokoh
dan ormas lintas agama diantaranya Pemuda Muhammadiyah, NU, Aisyiyah,
dan MUI.
Keseluruhan
ada sekitar 120 orang yang terlibat termasuk umat gereja, dan warga
sekitar. Ketua Gereja St Lidwina, Sukatno berharap gotong royong
bersih-bersih ini dapat memberikan dukungan moral kepada umat pasca
insiden berdarah yang terjadi pada Minggu (11/2) lalu.
"Kami
membuka tangan terhadap ormas maupun warga yang ingin membantu.
Semoga kita bisa bersama-sama mengurangi rasa trauma. Dengan adanya
kebersamaan ini, umat akan merasa nyaman dan menunjukkan bahwa kami
tidak sendiri,” katanya.
Sementara
itu, Bupati Sleman Sri Purnomo menegaskan, pemerintah daerah dan
warga Sleman secara tegas menolak aksi radikalisme.
"Sebagaimana
keterangan Kapolda DIY, pelaku penyerangan bukan warga Sleman. Pemkab
bersama masyarakat menolak dan mengutuk segala bentuk tindakan
radikalisme," ujarnya. Melalui kegiatan bersama FKUB ini,
pihaknya ingin memperlihatkan kepada masyarakat Indonesia bahwa
Sleman itu sebenarnya damai dan tertib.
Lebih
lanjut Sri Purnomo mengingatkan kepada warga agar merapatkan barisan,
dan cerdas dalam memilah informasi atau berita sehingga tidak
terprovokasi maupun berspekulasi dengan kejadian tersebut.
“Mari
kita merapatkan barisan agar tidak mudah terpancing isu isu yang
dapat memperkeruh suasana,” tambahnya.
Aktivitas
bersih-bersih ini menurut rencana berlangsung hingga Kamis (15/2)
besok sehingga Jumat dapat digunakan kembali untuk kegiatan
keagamaan. Kegiatannya meliputi pembersihan lingkungan gereja,
pengecatan ulang dinding, dan perbaikan barang-barang yang rusak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar