Kamis, 08 Maret 2018

Apel mengawali gotong royong FKUB di Gereja Lidwina

Pasca insiden berdarah yang mengakibatkan 3 umat dan 1 pastor terluka saat sedang melakukan ibadah Misa pagi di Gereja St Lidwina, Bedog, Trihanggo, Gamping, Sleman, Minggu (11/2) lalu, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sleman yang terdiri dari tokoh dan ormas keagamaan melakukan gotong-royong bersih-bersih gereja. Kegiatan ini diawali dengan apel yang dipimpin oleh Bupati Sleman.

Ketua Gereja St Lidwina, Soekatno menjelaskan bahwa kegiatan gotong-royong ini di ikuti oleh kurang lebih 120 orang dari unsur warga dan berbagai ormas yang ada di Gamping, diantaranya Pemuda Muhammadiyah, NU, Aisyah, dan MUI.
Soekatno berharap melalui kegiatan gotong royong bersih-bersih ini dapat memberikan support moral pada umat yang ada di Bedog pasca insiden. Dirinya bersama umat Gereja Lidwina sangat membuka tangan untuk menerima bantuan dalam bentuk apapun dari ormas maupun warga yang ada di Gamping untuk bersama – sama dapat menurunkan stres umat.
Dengan adanya kebersamaan ini,  umat merasa nyaman dan menunjukkan bahwa kami tidak sendiri,” katanya.
Sementara itu Bupati Sleman, Sri Purnomo menyampaikan sebagaimana yang telah di terangkan oleh Kapolda DIY  bahwa pelaku penyerangan bukan warga Sleman. Seluruh jajaran Pemeritah Kabupaten Sleman bersama warga menolak dan mengutuk aksi radikaltersebut. “Melalui kegiatan bersama FKUB ini kami ingin tunjukkan pada masyarakat  Indonesia bahwa Sleman itu sebenarnya damai dan tertib,  kita menolak aksi radikal seperti yang terjadi pada hari Minggu lalu,” kata Sri Purnomo.
Lebih lanjut Sri Purnomo mengingatkan kepada warga masyarakat khususnya warga Sleman untuk terus semakin merapatkan barisan dan cerdas dalam memilah informasi atau berita agar masyarakat tidak berspekulasi ataupun terporvokasi dengan kejadian tersebut.
Mari kita merapatkan barisan agar tidak mudah terpancing isu – isu yang dapat memperkeruh suasana,” tambahnya.
Aktivitas bersih-bersih ini menurut rencana berlangsung hingga Kamis (15/2), sehingga Jumat dapat digunakan kembali untuk kegiatan keagamaan. Kegiatan Bersih ini meliputi pembersihan lingkungan gereja, pengecatan ulang dinding gereja, dan perbaikan barang – barang.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar