Senin, 12 Maret 2018

Verifikasi Lapangan Masjid An Nur dan Masjid Al Ihsan

(FKUB-Sleman) Setiap pembangunan rumah ibadat harus terlebih dahulu memperoleh
persetujuan prinsip atau rekomendasi dari Bupati. Persetujuan akan diberikan setelah memenuhi persyaratan administratif; persyaratan teknis bangunan gedung dan persyaratan khusus.
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sleman pada hari Senin 12/3/2018, mendatangi lokasi  masjid An Nur di Duusn Bercak Jogotirto Berbah dan Masjid Al Ihsan Plembangan Jogotrito Berbah.
Tujuan kunjungan tersebut untuk melakukan verifikasi lapangan terkait dengan persyaratan administrasi dan melakukan wawancara dengan warga pengguna dan pendukung keberadaan masjid tersebut
Rombongan FKUB Kabupaten Sleman dipimpin Drs. H. Suwarso selaku  ketua FKUB dan di dampingi beberapa pengurus lain diantaranya Pendeta Heru Sumbodo, S.Si.,MA., Dr. B.Wibowo S, M.Hum, Arif Mahfud, S.Ag, Dr. ALit Mertayasa dan Wiratno, SE.,MM diterima oleh panitia pembangunan dan takmir masjid An Nur dan Al Ihsan.
Dalam sambutannya Suwarso mengatakan, kami datang kesini dalam rangka melaksanakan tugas dari Pemerintah sesuai Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama tahun 2006 nomor. 9/8 tahun 2016 untuk melakukan verifikasi lapangan.
Selain mengecek dokumen kelengkapan dan meninjau lokasi masjid, kami juga akan mendengarkan testimony atau pernyataan dari warga masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh pemerintahan setempat atas tidak keberatannya dengan beridirinya masjid An Nur dan Al Ihsan.

Kamis, 08 Maret 2018

FKUB Sleman Gotong Royong di Gereja Santa Lidwina


Warga mebersihkan gereja pascapenyerangan yang dilakukan oleh seorang pria dengan senjata tajam saat ibadah misa di Gereja St. Lidwina, Bedog, Trihanggo, Gamping, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (12/2).REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Masyarakat dari berbagai elemen beramai-ramai memberikan dukungan moril kepada Gereja Santa Lidwina. Hari ini, Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sleman menggelar bersih-bersih di lokasi tersebut.
FKUB Kabupaten Sleman sendiri terdiri dari tokoh-tokoh dan ormas-ormas keagamaan yang ada di Kabupaten Sleman. Secara gotong royong, mereka melakukan bersih-bersih gereja yang diawali dengan apel yang dipimpin langsung Bupati Sleman Sri Purnomo.
Dalam sambutannya, Sri Purnomo menekankan seluruh jajaran pemerintahan bersama warga Sleman menolak dan mengutuk aksi tersebut. Dan, sebagaimana diterangkan Kapolda DIY, pelaku penyerangan bukan merupakan masyarakat Sleman.
"Melalui kegiatan bersama FKUB ini kami ingin tunjukkan kepada masyarakat Indonesia kalau Sleman itu sebenarnya damai dan tertib," kata Sri, Selasa (13/2).
Ia menegaskan, masyarakat Kabupaten Sleman menolak aksi-aksi seperti yang telah terjadi, yang mengakibatkan setidaknya tiga jemaat mengalami luka-luka. Sri mengingatkan agar kejadian ini membuat masyarakat Sleman semakin merapatkan barisan.
Termasuk, lanjut Sri, cerdas dalam memilah informasi-informasi atau berita-berita agar masyarakat tidak berspekulasi. Sebab, itu hanya akan menunjukkan provokasi-provokasi yang dilakukan pihak-pihak tertentu seakan berhasil.
"Mari kita rapatkan barisan agar tidak mudah terpancing isu-isu yang dapat memperkeruh suasana," ujar Sri.
Kegiatan bersih-bersih sendiri rencananya akan terus diselenggarakan sampai Kamis (15/2) mendatang. Hal itu bertujuan agar pada Jumat ini tempat ibadah ini bisa digunakan untuk kegiatan keagamaan kembali.
Berlangsung sejak pagi, kegiatan bersih-bersih meliputi pembersihan lingkungan sekitaran gereja, pengecatan ulang dinding-dinding gereja dan perbaikan barang-barang. Masyarakat dengan berbagai atribut tumpah ruah mengikuti bersih-bersih tersebut.
Mulai dari perwakilan-perwakilan Pemuda Muhammadiyah, Kokam, Banser, Aisyiyah sampai Majelis Ulama Indonesia (MUI) DIY hadir. Selain memberikan dukungan moril, kehadiran mereka sekaligus menunjukkan kerukunan di Sleman yang selama ini memang terjaga.


Apel mengawali gotong royong FKUB di Gereja Lidwina

Pasca insiden berdarah yang mengakibatkan 3 umat dan 1 pastor terluka saat sedang melakukan ibadah Misa pagi di Gereja St Lidwina, Bedog, Trihanggo, Gamping, Sleman, Minggu (11/2) lalu, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sleman yang terdiri dari tokoh dan ormas keagamaan melakukan gotong-royong bersih-bersih gereja. Kegiatan ini diawali dengan apel yang dipimpin oleh Bupati Sleman.

FKUB Sleman Gotong-royong Bersihkan Gereja St Lidwina

imageSLEMAN, suaramerdeka.com - Pasca insiden penyerangan jemaat misa di Gereja Santa Lidwina, Bedog, Trihanggo, Gamping, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sleman mengadakan kerja bakti di lingkungan gereja, Selasa (13/2) kemarin. Kegiatan diawali apel yang dipimpin oleh Bupati.
FKUB yang terjun dalam kegiatan gotong-royong ini terdiri dari unsur tokoh dan ormas lintas agama diantaranya Pemuda Muhammadiyah, NU, Aisyiyah, dan MUI.
Keseluruhan ada sekitar 120 orang yang terlibat termasuk umat gereja, dan warga sekitar. Ketua Gereja St Lidwina, Sukatno berharap gotong royong bersih-bersih ini dapat memberikan dukungan moral kepada umat pasca insiden berdarah yang terjadi pada Minggu (11/2) lalu.
"Kami membuka tangan terhadap ormas maupun warga yang ingin membantu. Semoga kita bisa bersama-sama mengurangi rasa trauma. Dengan adanya kebersamaan ini, umat akan merasa nyaman dan menunjukkan bahwa kami tidak sendiri,” katanya.
Sementara itu, Bupati Sleman Sri Purnomo menegaskan, pemerintah daerah dan warga Sleman secara tegas menolak aksi radikalisme. 
"Sebagaimana keterangan Kapolda DIY, pelaku penyerangan bukan warga Sleman. Pemkab bersama masyarakat menolak dan mengutuk segala bentuk tindakan radikalisme," ujarnya. Melalui kegiatan bersama FKUB ini, pihaknya ingin memperlihatkan kepada masyarakat Indonesia bahwa Sleman itu sebenarnya damai dan tertib.
Lebih lanjut Sri Purnomo mengingatkan kepada warga agar merapatkan barisan, dan cerdas dalam memilah informasi atau berita sehingga tidak terprovokasi maupun berspekulasi dengan kejadian tersebut.
Mari kita merapatkan barisan agar tidak mudah terpancing isu isu yang dapat memperkeruh suasana,” tambahnya.
Aktivitas bersih-bersih ini menurut rencana berlangsung hingga Kamis (15/2) besok sehingga Jumat dapat digunakan kembali untuk kegiatan keagamaan. Kegiatannya meliputi pembersihan lingkungan gereja, pengecatan ulang dinding, dan perbaikan barang-barang yang rusak.



Ketua FKUB Sleman: Peristiwa Ini akan Menguatkan Kerukunan, Kedamaian, dan Persaudaraan Kita

Ketua FKUB Sleman: Peristiwa Ini akan Menguatkan Kerukunan, Kedamaian, dan Persaudaraan KitaTRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN- Suwarso, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sleman hadir dalam kegiatan kerja bakti di Gereja Santo Lidwina, Sleman, Selasa (13/2/2018) pagi. Dalam kesempatan tersebut Suwarso mengatakan, kerja bakti ini merupakan aktualisasi kerukunan masyarakat bahwa Sleman ini menjadi Darul Ahdi Wa Syahada Illa Darussalam. "Yakni tempat yang sudah kita sepakati yang harus kita buktikan tertib, rukun, damai menuju Darussalam, suatu tempat yang penuh kedamaian di dunia maupun di akhirat," kata Suwarso kepada awak media. Ia menambahkan, kerja bakti ini bukanlah pencitraan tetapi merupakan wujud rasa kecintaan, karena masyarakat semuanya masygul dengan peristiwa beberapa waktu lalu. "Sleman menjadi korban, dua tahun ini sangat tertib sangat damai, tapi tiba-tiba ada yang dari luar, mengusik kedamaian dan ketertiban di Sleman. Ini adalah suatu jawaban bahwa kita tertib, damai, kita rukun kok," kata Suwarso. Kemudian, wujud kerja bakti ini merupakan salah satu misi yang akan 'dilempar' ke masyarakat Indonesia sekaligus mengingatkan bahwa kita harus waspada agar peristiwa tersebut tidak terulang kembali. Suwarso menuturkan, dari kejadian tersebut, justru akan menguatkan kerukunan, kedamaian, dan persaudaraan kita. "Kami mengutuk (peristiwa penyerangan) karena bukan kepribadian kita, kultur ini harus kita bangun dari berpikir positif. Oleh karena itu, kita bersyukur dengan kejadian itu kita menjadi kompak," ujarnya. "Musibah itu pasti turun. Termasuk untuk orang-orang yang dicintai Allah SWT, supaya ditingkatkan kualitasnya," tambahnya


Minggu Kelabu di Gereja Santa Lidwina Bedog Yogyakarta


Petugas kepolisian melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus penyerangan di Gereja Katholik St. Lidwina, Jambon, Trihanggo, Gamping, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (11/2/2018). Polisi berhasil mengamankan satu tersangka dan masih melakukan penyelidikan terkait kasus penyerangan gereja yang melukai sejumlah umat serta merusak sejumlah fasilitas gereja dengan senjata tajam.

KOMPAS.com - Pagi itu, Minggu (11/2/2018), ibadah misa pagi di Gereja Santa Lidwina, Bedog, Sleman, Yogyakarta, dimulai seperti biasa. Satu per satu umat masuk ke gereja, sendiri, berdua, atau bersama keluarga. Sukacita datang beribadah menyelimuti mereka. Misa berjalan lancar, seperti biasa, dipimpin oleh Pastor Karl-Edmund Prier SJ atau yang biasa disapa Romo Prier. Saat itu, umat sedang berdoa dan Romo Prier memimpin di altar. Tiba-tiba, sekitar pukul 08.00 WIB, suasana berubah mencekam. Seorang pria berkaus hitam masuk ke dalam gereja melalui pintu bagian barat. Di tangannya, pedang panjang berukuran 1 meter. Dia menyerang dengan membabi buta hingga melukai tiga umat, yaitu Martinus Parmadi Subiantoro, Budi Purnomo, dan Yohanes Triono serta Romo Prier SJ yang tengah berada di altar. Petugas kepolisian melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus penyerangan di Gereja Katholik St. Lidwina, Jambon, Trihanggo, Gamping, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (11/2/2018).